Rabu, 23 Mei 2012

5 Adat Pernikahan Paling Aneh di Dunia

Pernikahan dapat menjadi sebuah momen indah dan penuh kebahagiaan yang menandai penyatuan dua insan. Uniknya, pernikahan seringkali dilangsungkan dengan berbagai adat.

Bahkan tak jarang di tengah kebahagiaan tersebut, pasangan harus melewati prosesi adat yang aneh dan irasional. Ada beberapa tradisi pernikahan yang dianggap paling aneh di dunia. Simak lima di antaranya berikut ini:

5. Menculik pengantin wanita di Roma
Image

Kebanyakan malam pengantin dihabiskan dengan cara romantis tetapi tidak dengan adat pernikahan di Roma. Pengantin pria diharuskan 'menculik' pengantin wanitanya. Budaya ini kental pada kehidupan kaum gipsi Romawi. Bila seorang pria berhasil menculik seorang gadis dan menyembunyikannya selama dua-tiga hari, ia akan resmi menjadi istri. woooowww


4. Menikahi hewan di India
Image

India tak asing dengan berbagai cerita takhayul, termasuk dalam pernikahan. Suku Santhal di India percaya, jika seorang bayi perempuan tumbuh gigi di bagian atas gusi terlebih dulu, itu sebuah pertanda ia akan dimakan harimau dalam waktu dekat. Karena itu, ia harus menikah dengan seekor anjing untuk menghapus pengaruh buruk tersebut. wooooooowwww

Kisah ini dialami seorang anak usia sembilan tahun, Karnamoni Handsa, yang menikah dengan seekor anjing. Pernikahan ini dibuat meriah dan dihadiri 100 orang tamu. Setelah upacara pernikahan 'mengusir setan' selesai si gadis dapat menikah dengan pemuda manusia.

3. 'Menghitamkan' pengantin wanita di Skotlandia

Image
Ada kebiasaan unik dalam adat pernikahan di Skotlandia. Saat pernikahan, pasangan pengantin memakan isi perut domba dan pengantin prianya memakai pakaian sejenis rok. Selanjutnya, pengantin pria, keluarga dan teman-teman akan menyirami pengantin wanita dengan telur mentah, air kotor, saus dan susu basi. Kebiasaan 'menghitamkan pengantin wanita' merupakan ritual pernikahan yang sangat tua yang dilakukan setelah ikrar pernikahan. wooooooowwww

2. Pengantin wanita harus gemuk
Image
Beda dengan standar kecantikan umumnya, di Mauritania wanita cantik adalah wanita berukuran besar. Bila seorang wanita akan menikah, mereka akan ditempatkan pada sebuah kampung yang disebut 'penampungan lemak' untuk 'menghilangkan' keriput dan lebih menarik. wooooooowww

Ritual 'Leblouh' dalam bahasa lokal mewajibkan gadis yang akan menikah menyantap segala macam makanan agar gemuk dengan cepat. Menu makanan harian terdiri dari dua kilogram daging dan lima galon susu unta tiap hari. Jika mereka memuntahkannya, petugas pengawas akan menyiksa mereka.

1. Pengantin dilarang buang hajat
Image

Tradisi di semenanjung Kalimantan ini tak kalah aneh. Setelah ritual pernikahan yang membahagiakan, suku Tidung mewajibkan pasangan pengantin harus menunda membuang kotoran besar maupun kecil selama 72 jam atau sekitar tiga hari tiga malam. Sehingga, pasangan pengantin akan dibatasi makan dan minum dan diawasi agar tidak ke toilet. Jika menjalani ritual ini, pasangan akan menjalani pernikahan bahagia, dianugerahi anak yang banyak dan sehat. woooooowwww



source : http://terselubung.blogspot.com/2012/05 ... dunia.html

Jangan Lupakan Tuhan

Jangan Lupakan Tuhan

Ayat bacaan: Ayub 38:4
===================
"Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!"

jangan lupakan TuhanTidak ada seorang pun manusia yang ingin hidupnya dipenuhi problem. Tidak ada yang mau berada dalam tumpukan persoalan. Tapi namanya hidup, tentu ada saat-saat dimana kita tidak bisa mengelak dari hal tersebut. Benar, itu tidak nyaman, bisa menyakitkan,  apalagi kalau datangnya tidak satu-satu melainkan sekaligus, beruntun dan bertumpuk. Titik terang penyelesaiannya pun tidak terlihat, seolah kita tiba-tiba berada di sebuah lorong gelap tanpa ada cahaya apapun. Dalam situasi seperti ini ada saat-saat kita menjadi lemah akibat tertekan beban berat, dan pada saat seperti itu jika tidak hati-hati kita bisa lupa kepada tuhan. Kita tidak lagi ingat bahwa kuasa dan kemampuan Tuhan tidak terbatas, juga lupa kepada kebaikan, kasih setiaNya dan janji-janjiNya. Himpitan masalah penuh penderitaan berkepanjangan akan mulai mengaburkan pandangan kita tentang kebaikan Tuhan, dan mulai menganggap bahwa Tuhan mungkin sudah tidak lagi peduli dengan hidup kita, atau bahkan mulai mempertanyakan keberadaanNya. Di saat-saat seperti itu kita perlu diingatkan kembali akan keajaiban kuasa Tuhan yang tidak terbatas, seperti Tuhan mengingatkan Ayub di saat penderitaan yang ia alami berada pada titik puncak.

Ayub mengalami serangkaian pengalaman tragis dalam hidupnya yang terjadi dalam waktu sangat singkat. Membaca kisah Ayub berarti membaca bagaimana kehidupan seseorang bisa jungkir balik dalam sekejap, bagaikan roda yang berguling cepat, sedetik sebelumnya di atas lalu sedetik kemudian berada pada bagian terbawah. Pada awal kitab Ayub kita bisa mengetahui siapa Ayub sebelumnya. Ayub dikenal saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1:1). Ia disebut sebagai orang yang terkaya di sebelah timur (ay 3). Hidupnya sangatlah nyaman dan sempurna. Tetapi tiba-tiba semuanya jungkir balik. Ribuan ternaknya musnah (ay 16-17), anak-anaknya tewas (ay 19), hartanya habis ludes dan jika itu belum cukup, penyakit kulit mengerikan menimpa sekujur tubuhnya. (2:7). Selesaikah? Ternyata tidak. Istrinya sendiri mengutuki dia, dan teman-temannya mengolok-olok apa yang terjadi atas dirinya. Lengkap sudah penderitaannya. Kita mungkin akan shock jika tiba-tiba mengalami itu semua tanpa disangka-sangka, Ayub pun demikian. Awalnya ia masih bisa menerima dengan pasrah, tetapi kemudian ia terperangkap dalam pikirannya sendiri bahwa Tuhan telah bertindak tidak adil. Ayub yang sedang sengsara dalam kesakitan luar biasa baik secara fisik maupun mental lupa siapa Tuhan itu sebenarnya dan seperti apa besarnya kuasa Tuhan. Dan yang terjadi kemudian, Tuhan kembali mengingatkan Ayub mengenai kuasanya. Mari kita lihat beberapa diantaranya.

1. Tuhan yang meletakkan dasar bumi.
"Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!" (38:4)
2. Tuhan yang menetapkan batas samudera.
"Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim?" (ay 8)
3. Tuhan menerbitkan matahari pagi.
"Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya" (ay 12).
4. Tuhan berkuasa atas hidup dan mati.
"Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?" (ay 17)
5. Tuhan mendatangkan salju (ay 22), hujan (26), bahkan membekukan air (30).
6. Tuhan membuat rumput-rumput bertunas lewat hujan (26-27)
7. Tuhan memberi hikmat dan kebijaksanaan (ay 36)
8. Tuhan menetapkan masa mengandung dan melahirkan bagi hewan (39:4)
dan seterusnya.

Semua ini diingatkan Tuhan kepada Ayub, agar Ayub tidak lupa kepada kuasa Tuhan meski ia tengah berada pada titik terendah dalam kehidupannya di dunia. Tuhan bagaikan berkata: "Hai Ayub, lupakah engkau terhadapku? Apakah engkau tidak lagi menyadari siapa Aku sebenarnya, dan sebesar apa kuasaKu?" Kita tahu apa akhir dari cerita ini. Hidup Ayub dipulihkan sepenuhnya, bahkan ia kemudian memperoleh lebih dari apa yang ia peroleh sebelum ia mengalami situasi menyakitkan itu.

Seperti kepada Ayub, pesan ini pun berlaku kepada kita semua. Benar bahwa dosa-dosa yang kita lakukan bisa membawa kita masuk kepada penderitaan, tetapi ada juga saat dimana Tuhan mengijinkan hidup kita dimasuki berbagai masalah dan kesulitan untuk alasan tertentu. Namun itu bukan berarti bahwa Dia sedang mengabaikan atau bersikap kejam menyiksa kita. Ada tujuan-tujuan tertentu dibalik semua itu, dan pada akhirnya kita akan menyadari bahwa semua itu membawa kebaikan bagi kita. Dikala lemah, segala yang diingatkan Tuhan ini menjadi pesan penting agar kita tidak melupakan kebaikan Tuhan dan berhenti untuk mengucap syukur kepadaNya. Dalam Mazmur kita bisa melihat bahwa tidak peduli dalam keadaan apapun, baik atau buruk, Tuhan tetap ada bersama kita, dan kuasaNya selalu turut serta di dalamnya. "Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang." (Mazmur 139:8-12). Lihatlah bahwa sesungguhnya dalam keadaan seperti apapun, seberat dan sepahit apapun yang terjadi dalam hidup kita pada saat-saat tertentu, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia tetap ada bersama anak-anakNya yang begitu Dia kasihi. Mungkin hari ini ada diantara teman-teman yang tengah berada di bawah serangkaian pergumulan berat, jangan putus asa dan kehilangan pegangan, sebaliknya peganglah baik-baik pesan Tuhan hari ini. Jangan pernah lupa kepadaNya, jangan pernah ragu akan kuasaNya yang mampu membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi mungkin, jauh melampaui kemampuan daya pikir dan akal budi kita. Tuhan tidak akan meninggalkan anak-anakNya yang selalu taat kepadaNya, dan Tuhan sudah menjanjikan bahwa tidak akan pernah berkekurangan orang-orang yang takut akan Dia. (Mazmur 34:10). Dalam kondisi yang paling tidak kondusif sekalipun, tetaplah bersyukur dan pegang teguh iman yang percaya kepada Tuhan sepenuhnya.

Jangan lupakan dahsyatnya kuasa Tuhan mengatasi segalanya


source 

Jumat, 11 Mei 2012

LOVE

On my wedding day, I carried my wife in my arms. The bridal car stopped in front of our one-room flat. My buddies insisted that I carry her out of the car in my arms. So I carried her into our home. She was then plump and shy. I was a strong and happy bridegroom.

 This was the scene of ten years ago. The following days were as simple as a cup of pure water. We had a kid, I went into business and tried to make more money. When the assets were steadily increasing, the affections between us seemed to ebb. She was a civil servant. Every morning we left home together and got home almost at the same time. Our kid was studying in a boarding school. Our marriage life seemed to be enviably happy. But the calm life was more likely to be affected by unpredictable changes.

Dew came into my life.

 It was a sunny day. I stood on a spacious balcony. Dew hugged me from behind. My heart once again was immersed in her stream of love. This was the apartment I bought for her. Dew said, "You are the kind of man who best draws girl's eyeballs." Her words suddenly reminded me of my wife. When we just married, my wife said "Men like you, once successful, will be very attractive to girls." Thinking of this, I became somewhat hesitant. I knew I had betrayed my wife. But I couldn't help doing so.

 I moved Dew's hands aside and said, "You go to select some furniture, O.K.? I've got something to do in the company." Obviously she was unhappy, because I had promised her to go and see with her. At the moment, the idea of divorce became clearer in my mind although it used to be something impossible to me. However, I found it rather difficult to tell my wife about it. No matter how mildly I mentioned it to her, she would be deeply hurt. Honestly, she was a good wife. Every evening she was busy preparing dinner. I was sitting in front of the TV. The dinner was ready soon. Then we watched TV together or, I was lounging before the computer, visualising Dew's body. This was the means of my entertainment.

One day I said to her in a slight joking way. "Suppose we divorce, what will you do?" She stared at me for a few seconds without a word. Apparently she believed that divorce was something too far away from her. I couldn't imagine how she would react once she got to know I was serious.

 When my wife went to my office, Dew had just stepped out. Almost all the staff looked at my wife with a sympathetic eye and tried to hide something while talking with her. She seemed to have got some hint. She gently smiled at my subordinates. But I read some hurt in her eyes.

 Once again, Dew said to me. "He Ning, divorce her, O.K.?" Then we live together. I nodded. I knew I could not hesitate any more.

 When my wife served the last dish, I held her hand. "I've got something to tell you". She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes. Suddenly I didn't know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want to divorce. I raised the serious topic calmly. She didn't seem to be much annoyed by my words, instead she asked me softly, "Why?" I'm serious. I avoided her question. This so-called answer turned her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me. "You are not a man!" At that night, we didn't talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer, because my heart had gone to Dew.

 With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. I felt a pain in my heart. The woman who had been living ten years with me would become a stranger one day. But I could not take back what I had said. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer.

 A late night, I came back home after entertaining my clients. I saw her writing something at the table. I fell asleep fast. When I woke up, I found she was still there. I turned over and was asleep again. She brought up her divorce conditions. She didn't want anything from me, but I was supposed to give her one month's time before divorce, and in the month's time we must live as normal life as possible. Her reason was simple. Our son would finish his summer vacation a month later and she didn't want him to see our marriage broken. She passed me the agreement she drafted, and then asked me, "He Ning, do you still remember how I entered our bridal room on the wedding day?" This question suddenly brought back all those wonderful memories to me. I nodded and said, "I remember." "You carried me in your arms." She continued, "So, I have a requirement, that is, you carry me out in your arms on the day when we divorce. From now to the end of this month, you must carry me out from the bedroom to the door every morning." I accepted with a smile. I knew she missed those sweet days and wished to end her marriage with a romantic form.

 I told Dew about my wife's divorce conditions. She laughed loudly and thought it was absurd. "No matter what tricks she does, she has to face the result of divorce." She said scornfully. Her words more or less made me feel uncomfortable.

 My wife and I hadn't had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. We even treated each other as a stranger. So when I carried her out for the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mummy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms.

She closed her eyes and said softly. "Let us start from today, don't tell our son." I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for bus, I drove to office.

 On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. We were so close that I could smell the fragrance of her blouse. I realised that I hadn't looked at this intimate woman carefully for a long time. I found she was not young any more. There were some fine wrinkles on her face.

 On the third day, she whispered to me, "The outside garden is being demolished. Be careful when you pass there."

 On the fourth day, when I lifted her up, I seemed to feel that we were still an intimate couple and I was holding my sweetheart in my arms. The visualisation of Dew became vaguer.

On the fifth and sixth day, she kept reminding me something, such as, where she put the ironed shirts, I should be careful while cooking, etc. I nodded. The sense of intimacy was even stronger. I didn't tell Dew about this. I felt it was easier to carry her. Perhaps the everyday workout made me stronger.

 I said to her, "It seems not difficult to carry you now." She was picking her dresses. I was waiting to carry her out. She tried quite a few but could not find a suitable one. Then she sighed, "All my dresses have grown fatter." I smiled. But I suddenly realised that it was because she was thinner that I could carry her more easily, not because I was stronger. I knew she had buried all the bitterness in her heart. Again, I felt a sense of pain. Subconsciously I reached out a hand to touch her head. Our son came in at the moment. "Dad, it's time to carry mum out." He said. To him, seeing his father carrying his mother out had been an essential part of his life. She gestured our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face because I was afraid I would change my mind at the last minute. I held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly, as if we came back to our wedding day. But her much lighter weight made me sad.

On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. She said, "Actually I hope you will hold me in your arms until we are old." I held her tightly and said, "Both you and I didn't notice that our life was lack of such intimacy."

 I jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my decision. I walked upstairs. Dew opened the door. I said to her, "Sorry, Dew, I won't divorce. I'm serious." She looked at me, astonished. Then she touched my forehead, "You got no fever." I moved her hand off my head. "Sorry, Dew. I can only say sorry to you.

 I won't divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn't value the details of life, not because we didn't love each other any more. Now I understand that since I carried her into the home, she gave birth to our child, I am supposed to hold her until I am old. So I have to say sorry to you."

Dew seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into cry. I walked downstairs and drove to the office.

When I passed the floral shop on the way, I ordered a bouquet for my wife which was her favourite. The salesgirl asked me to write the greeting words on the card. I smiled and wrote. "I'll carry you out every morning until we are old." 

source 

Pencil and Eraser

Pencil: I'm sorry

Eraser: For what? You didn't do anything wrong.

Pencil: I'm sorry because you get hurt because of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.

Eraser: That's true. But I don't really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I'll be gone and you'll replace me with a new one, I'm actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad.

I found this conversation between the pencil and the eraser very inspirational. Parents are like the eraser whereas their children are the pencil. They're always there for their children, cleaning up their mistakes. Sometimes along the way, they get hurt, and become smaller / older, and eventually pass on. Though their children will eventually find someone new (spouse), but parents are still happy with what they do for their children, and will always hate seeing their precious ones worrying, or sad. All my life, I've been the pencil. And it pains me to see the eraser that is my parents getting smaller and smaller each day. For I know that one day, all that I'm left with would be eraser shavings and memories of what I used to have. 


 sorce

Jumat, 04 Mei 2012

Nenek 78 Tahun ini Seorang Sniper Profesional


Usia boleh tua, tapi kalo urusan tembak menembak, nenek ini jagonya. Iya, sang nenek bernama Chandro Tomar yang sudah berusia 78 tahun masih memiliki pengelihatan yang tajam dan menjadi petembak profesional tertua didunia.

Chandro Tomar terlihat seperti nenek-nenek pada umumnya. Ia berumur 78 tahun, punya 6 anak dan sangat menyayangi 15 cucunya. Tetapi jangan salah! Rambut putih dan senyum ramahnya bisa membuatmu terjerumus.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Nenek Tomar diyakini merupakan penembak jitu atau sniper profesional tertua di dunia. Nenek asal Baghpat, Uttar Pradesh, India itu telah memenangi 25 kontes menembak jitu nasional. Dan yang lebih mencengangkan, ia mulai memegang senapan untuk pertama kalinya 10 tahun silam atau ketika umurnya 68 tahun.

Artinya dalam kurun waktu satu dekade ia mampu menguasai teknik menembak jitu dengan fasih. Kalau Vasily Zaitsev masih hidup, mungkin bakal ada adu tembak di antara mereka.
 
Semuanya bermula ketika Nenek Tomar menemani cucu perempuannya ke sebuah klub menembak. Cucunya amat tertarik dengan dunia ini namun ia malu untuk pergi sendirian. “Ketika aku sedang menungguinya, aku memutuskan untuk mencoba,” ungkap nenek renta itu. “Pelatih melihatku dan terkesima dengan bidikanku.” Setelah itu ia pun berlatih secara teratur. Farooq Pathan mengatakan Nenek Tomar amat mahir sampai-sampai tak ada pria yang berlatih secara bersamaan karena takut dipermalukan. “Ia memiliki keahlian mumpuni, tangan yang kokoh, dan mata yang tajam,” ujarnya.
 
Talenta yang dimiliki Nenek Tomar tampaknya telah mendarah daging di dalam keluarganya. Seperti dikutip dari BBC, Seema, salah satu putrinya adalah wanita India pertama yang memenangi kejuaraan pistol dan senapan pada 2010. Sedangkan salah satu cucunya, Neetu Solanki, merupakan penembak jitu internasional yang mewakili India di kejuaraan yang berlangsung di negara-negara dunia seperti Hungaria dan Jerman. Kedua perempuan itu mengaku kisah Tomar telah menginspirasi mereka untuk semakin maju. “Ia begitu mengagumkan,” ungkap Seema. “Jika ia bisa melakukannya, maka kami pun pasti bisa. Ia memperlihatkan kepada kami bahwa segala sesuatu itu bisa terjadi. Ia telah sangat membantu meningkatkan kehidupan kami.” Neetu, cucu perempuannya, menambahkan bahwa di dalam masyarakat yang didominasi oleh lelaki seperti di India, neneknya memberi harapan kepada para generasi muda. “Para remaja putri mengatakan, ‘kalau nenek bisa, kenapa kita tidak?’ Aku katakan pada mereka: bekerja keraslah dan jagalah dagumu tetap ke atas dan kamu pasti akan bertualang ke banyak tempat,” kata Neetu.
 
 
source : http://terselubung.blogspot.com/2012/04/nenek-78-tahun-ini-seorang-sniper.html

hotel yang terletak 155 meter di bawah permukaan bumi

Ruangan Hotel terdalam di dunia yan terletak 155 meter dibawah permukaan bumi, di dalam tambang tua di vastmanland county,sweden. biayanya sekitar $ 600 per malam, tamu dari sala silvermine hotel dapat tidur di kamar tidur bawah tanah dan memlihat keindahan dari gua di sana
caveroom01 Hotel yang Terletak 155 meter di bawah Permukaan Bumi
caveroom02 Hotel yang Terletak 155 meter di bawah Permukaan Bumi
caveroom03 Hotel yang Terletak 155 meter di bawah Permukaan Bumi
caveroom04 Hotel yang Terletak 155 meter di bawah Permukaan Bumi
caveroom06 Hotel yang Terletak 155 meter di bawah Permukaan Bumi 

source : http://terselubung.blogspot.com/2012/04/hotel-yang-terletak-155-meter-di-bawah.html

Bahayanya Langsung Tidur Setelah Makan

Sering dengar nasehat "Jangan langsung tidur setelah makan"? Ada yang bilang nanti cepat gendut. Dulu, nenek saya bilang, "Habis makan langsung tidur, nasi kamu naik ke dada ngerendem paru-paru. Nanti dadanya terasa panas."
 
Saya pikir itu hanya mitos belaka. Ternyata sains pun membenarkan apa kata nenek, tentu saja dengan jawaban yang lebih ilmiah. Nah, apa saja bahaya langsung tidur setelah perut penuh makanan?

Rasa panas di dada
Saat tubuh tidur dan beristirahat, sebenarnya sistem pencernaan justru akan bekerja lebih keras. Langsung tidur sesudah makan bisa meningkatkan kadar asam lambung dan memicu sakit maag. Terkadang bisa juga menimbulkan rasa panas pada perut, dada, dan tenggorokan.
 

Berat badan naik

Makan larut malam sebelum tidur berbahaya karena membuat tubuh menumpuk lemak lebih banyak. Jadi kalau kelaparan saat terbangun tengah malam, camilan sehat seperti buah dan salad lebih disarankan untuk dikonsumsi daripada makanan seperti kue-kue, pizza, mie, atau nasi sekali pun.


Tenggorokan terbakar
Terjadinya refluks asam. Gastroesophageal reflux diseases (GERD) atau refluks asam adalah tidak menutupnya katup antara perut dan kerongkongan. Hal ini memungkinkan asam lambung untuk menjalar ke tenggorokan dan menyebabkan sensasi tenggorokan terbakar.
 

Serangan stroke
Hasil sebuah penelitian yang dilakukan University of Ioannina, Yunani, menemukan bahwa perilaku segera tidur setelah makan dapat meningkatkan risiko kita mengalami serangan stroke. Penelitian yang melibatkan 500 responden orang sehat menemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.
 
Ada dua teori yang bisa menjelaskan hasil penelitian ini. Pertama, refluks asam yang terjadi bila kita segera tidur setelah makan mungkin meningkatkan terjadinya apnea tidur atau nafas terhenti selama tidur yang bisa menyebabkan serangan stroke.
 
Teori kedua mengemukakan, stroke bisa terjadi disebabkan oleh kerasnya kerja sistem pencernaan kita yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol yang nantinya bisa memicu terjadinya stroke.

Kapan sebaiknya kita bisa tidur setelah makan? Yang terbaik adalah 2 jam sesudahnya. 

source : http://terselubung.blogspot.com/2012/05/bahayanya-langsung-tidur-setelah-makan.html