Jumat, 09 Maret 2012

10 Tempat Tinggi Yang Mendebarkan

Puncak Tyrol


Berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Platform yang didesain Astearchitecture ini terletak di Tyrol, Austria. Baja tahan cuaca digunakan dalam pembangunannya untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Para pengunjung dapat berdiri sembilan meter dari puncak gunung untuk melihat pemandangan gletser Stubai.

Iguazu
Berbentuk spiral dan berlokasi di salah satu air terjun Iguazu di Brasil. Selain air terjun yang memang menakjubkan, lokasinya yang berada di hutan lindung subtropis membuat wisata di tempat ini semakin menyenangkan. Platform pemandangan ini begitu dekatnya sehingga para pengunjung akan tersemprot oleh percikan air. Bahkan, telinga seakan tuli sejenak oleh raungan air jatuh dari ketinggian 80 kaki.

D
achstein Skywalk
Berada di ketinggian 2.700 mdpl. Skywalk ini termasuk tujuan populer di Styria, Austria. Disebut "balkon" pegunungan Alpen, Dachstein Skywalk berada pada ketinggian 2.700 mdpl dan di atas bebatuan vertikal Hunerkogel setinggi 250 m. Pemandangan 360 derajat memperlihatkan kepada para pengunjung panorama alam Slovenia di selatan Republik Czech di sebelah utara. Skywalk ini jauh lebih tinggi dari platform di air terjun Niagara ataupun yang berada di air terjun Iguazu, Brasil.

Willis Tower Skydeck (Sears Tower)
Para pengunjung dapat merasakan jantung berdegup saat berdiri di atas sebuah lantai kaca yang berada di atas ketinggian 103 lantai dengan pemandangan langsung ke bawah. Inilah sebuah "permainan" baru yang bisa membuat jantung copot di SkyDeck, Tower Sears, Chicago, Amerika Serikat. Para pengunjung cukup perlu berdiri di sebuah kotak yang terbuat dari kaca, terletak di luar jendela di atas ketinggian 412 meter.

Il Binocolo
Terbuat dari baja dan berlokasi di Merano BZ, Italia. Di dalam kebun kastil Trauttmansdorff, Italia, para pengunjung akan menemukan platform besi yang memukau ini keluar dari pepohonan. Dengan merujuk namanya, yang berarti teropong, berasal dari bentuk atap kecil platform tersebut dan pemandangan sekitar. Platform ini didesain oleh arsitek Matteo Thun.

Landscape Promontory
Landscape Promontory di Swiss, adalah platform pemandangan gantung yang didesain Paolo Burgi sebagai bagian proyek Cardada. Sebuah revitalisasi Gunung Cardada di Swiss yang diharapkan selesai pada tahun 2010. Lorong yang terbuat dari besi dan titanium berujung pada platform pemandangan dengan pemandangan Lago Maggiore. Bukan hanya pemandangan yang dapat dinikmati para pengunjung. Simbol-simbol di ubin dan sejumlah keterangan yang tertulis di susuran platform menawarkan referensi tentang sejarah dan kesusastraan.

Infinity Room
Terletak di House on the Rock di Wisconsin, Amerika Serikat, dengan panjang 200 meter dan ketinggian 150 m dari permukaan bukit. House on the Rock, pertama kali dibuka pada tahun 1959, adalah kompleks ruangan, jalan, kebun, dan toko dengan desain arsitektur unik oleh Alex Jordan Jr. Berlokasi di Spring Green, Wisconsin, dan merupakan tempat wisata regional. The Infinity Room di rumah itu memanjang beberapa ratus kaki dari lembah, tanpa penyangga di bawahnya, dengan lebih dari 3.000 jendela buatan tangan di pinggirnya.

5 Fingers Viewing Platform
Berada di Krippenstein, Austria, dengan bentuk lima jari sepanjang 12 meter. Para pelancong dapat melihat platform yang paling spektakuler di pegunungan Alpen. Betapa tidak, setiap bentuk jari selebar empat meter itu dibangun di atas tebing setinggi sekitar 400 meter. Platform ini dapat ditempuh kurang dari 20 menit dari Stasiun Krippenstein, Dachstein, dengan kendaraan kabel.

Grand Canyon Skywalk
Berada tepat di Grand Canyon dan di atas Sungai Colorado, Grand Canyon, Amerika Serikat. Platform menegangkan berbentuk tapal kuda ini bergantung tepat 4.000 kaki di atas tanah dan memanjang 65 kaki dari ujung tebing Grand Canyon. Skywalk berbentuk tapal kuda ini dibangun dari tembok kaca setebal empat inchi dan pengunjung diharuskan memakai kaus kaki antigores bila ingin berjalan dan melihat pemandangan di sana. Ini adalah karya arsitektur luar biasa yang sanggup menahan berat sampai 70 ton dan dapat menahan tiupan angin sampai 100 meter per jam.

Aurland Lookout
Arsitek Todd Saunders dan Tommie Wilhelmsen ditugaskan membuat desain tempat pemberhentian yang indah di atas Gunung Aurland di Norwegia dan menghasilkan si cantik ini yang mendapat tempat pertama di kompetisi rute wisata Norwegia. Sisi paling luar platform yang melengkung untuk membentuk fondasi struktur ditutup sebuah kaca. Ini jelas memberikan pemandangan luar biasa ke daratan di bawah untuk mereka yang berani berjalan sampai paling ujung.


source : http://terselubung.blogspot.com/2012/03/10-tempat-tinggi-yang-mendebarkan.html

Tempat Tidur Paling Mahal di Dunia

Stuart Hughes, seorang desainer asal Inggris, bekerja sama dengan Hebanon dari Interiors Fratelli Basile untuk Nocera Superiore membuat tempat tidur yang paling eksklusif di dunia: Mahakarya Baldacchino, dengan harga £ 4 juta atau sekitar 6.300.000 dolar Amerika.

Tempat tidur ini adalah buatan tangan dari 107 kg emas 24 karat yang solid dan juga fitur aplikasi berupa hiasan kecil yang menyerupai daun emas. Menurut perancangnya, kemewahan tempat tidur ini adalah lengkungan dari kayu dengan kualitas terbaik.

Tapi itu belum semuanya. Bahan kainnya, semuanya adalah sutra Italia terbaik, dan kepala tempat tidur dapat dipasangkan dengan berlian atau batu berharga lainnya.

Stuart mengatakan tempat tidur sangat eksklusif dan hanya dua buah yang dibuat.

"Saya tidak pernah bekerja pada hal seperti tempat tidur itu. Ini adalah sesuatu benda yang hanya dinikmati oleh miliuner super kaya. Tempat tidur yang menakjubkan, "kata Stuart 39 tahun, yang telah menjual salah satu tempat tidur tersebut untuk seorang pebisnis Italia.

Mahakarya Baldacchino mencuri perhatian sebagai mahkota tidur dunia yang paling mahal dan melampaui tempat tidur Parnian Furniture senilai $ 210.000.


source : http://terselubung.blogspot.com/2012/03/tempat-tidur-paling-mahal-di-dunia.html

Strongest Dad in the World

Rick Reilly for Sports Illustrated


I try to be a good father. Give my kids mulligans. Work nights to pay for their text messaging. Take them to swimsuit shoots.
But compared with Dick Hoyt, I'm lousy.
Eighty-five times he's pushed his disabled son, Rick, 26.2 miles in marathons. Eight times he's not only pushed him 26.2 miles in a wheelchair but also towed him 2.4 miles in a dinghy while swimming and pedaled him 112 miles in a seat on the handlebars -- all in the same day.
Dick's also pulled him cross-country skiing, taken him on his back mountain climbing and once hauled him across the U.S. on a bike. Makes taking your son bowling look a little lame, right?
And what has Rick done for his father? Not much -- except save his life.
This love story began in Winchester, Mass., 43 years ago, when Rick was strangled by the umbilical cord during birth, leaving him brain-damaged and unable to control his limbs.
"He'll be a vegetable the rest of his life," Dick says doctors told him and his wife, Judy, when Rick was nine months old. "Put him in an institution."
But the Hoyts weren't buying it. They noticed the way Rick's eyes followed them around the room. When Rick was 11 they took him to the engineering department at Tufts University and asked if there was anything to help the boy communicate. "No way," Dick says he was told. "There's nothing going on in his brain."
"Tell him a joke," Dick countered. They did. Rick laughed. Turns out a lot was going on in his brain.
Rigged up with a computer that allowed him to control the cursor by touching a switch with the side of his head, Rick was finally able to communicate. First words? "Go Bruins!" And after a high school classmate was paralyzed in an accident and the school organized a charity run for him, Rick pecked out, "Dad, I want to do that."
Yeah, right. How was Dick, a self-described "porker" who never ran more than a mile at a time, going to push his son five miles? Still, he tried. "Then it was me who was handicapped," Dick says. "I was sore for two weeks."
That day changed Rick's life. "Dad," he typed, "when we were running, it felt like I wasn't disabled anymore!"
And that sentence changed Dick's life. He became obsessed with giving Rick that feeling as often as he could. He got into such hard-belly shape that he and Rick were ready to try the 1979 Boston Marathon.
"No way," Dick was told by a race official. The Hoyts weren't quite a single runner, and they weren't quite a wheelchair competitor. For a few years Dick and Rick just joined the massive field and ran anyway, then they found a way to get into the race officially: In 1983 they ran another marathon so fast they made the qualifying time for Boston the following year.
Then somebody said, "Hey, Dick, why not a triathlon?"
How's a guy who never learned to swim and hadn't ridden a bike since he was six going to haul his 110-pound kid through a triathlon? Still, Dick tried.
Now they've done 212 triathlons, including four grueling 15-hour Ironmans in Hawaii. It must be a buzzkill to be a 25-year-old stud getting passed by an old guy towing a grown man in a dinghy, don't you think?
Hey, Dick, why not see how you'd do on your own? "No way," he says. Dick does it purely for "the awesome feeling" he gets seeing Rick with a cantaloupe smile as they run, swim and ride together.
This year, at ages 65 and 43, Dick and Rick finished their 24th Boston Marathon, in 5,083rd place out of more than 20,000 starters. Their best time? Two hours, 40 minutes in 1992 -- only 35 minutes off the world record, which, in case you don't keep track of these things, happens to be held by a guy who was not pushing another man in a wheelchair at the time.
"No question about it," Rick types. "My dad is the Father of the Century."
And Dick got something else out of all this too. Two years ago he had a mild heart attack during a race. Doctors found that one of his arteries was 95% clogged. "If you hadn't been in such great shape," one doctor told him, "you probably would've died 15 years ago."
So, in a way, Dick and Rick saved each other's life.
Rick, who has his own apartment (he gets home care) and works in Boston, and Dick, retired from the military and living in Holland, Mass., always find ways to be together. They give speeches around the country and compete in some backbreaking race every weekend, including this Father's Day.
That night, Rick will buy his dad dinner, but the thing he really wants to give him is a gift he can never buy.
"The thing I'd most like," Rick types, "is that my dad sit in the chair and I push him once."



source : http://touching-inspiringstory.blogspot.com/2009/05/strongest-dad-in-world.html

Mother and Son

My mom only had one eye. I hated her, she was such an embarrassment. My mom ran a small shop at a flea market.She collected little weeds and such to sell, anything for the money we needed she was such an embarrassment.There was this one day during elementary school. I remember that it was field day, and my mom came. I was so embarrassed. How could she do this to me? I threw her a hateful look and ran out. The next day at school..."Your mom only has one eye?!" and they taunted me.
I wished that my mom would just disappear from this world so I said to my mom, "Mom, why don't you have the other eye?! You're only going to make me a laughingstock. Why don't you just die?" My mom did not respond. I guess I felt a little bad, but at the same time, it felt good to think that I had said what I'd wanted to say all this time.
Maybe it was because my mom hadn't punished me, but I didn't think that I had hurt her feelings very badly.
That night...I woke up, and went to the kitchen to get a glass of water. My mom was crying there, so quietly, as if she was afraid that she might wake me. I took a look at her, and then turned away. Because of the thing I had said to her earlier, there was something pinching at me in the corner of my heart. Even so, I hated my mother who was crying out of her one eye. So I told myself that I would grow up and become successful, because I hated my one-eyed mom and our desperate poverty.
Then I studied really hard. I left my mother and came to Seoul and studied, and got accepted in the Seoul University with all the confidence I had. Then, I got married. I bought a house of my own. Then I had kids, too. Now I'm living happily as a successful man. I like it here because it's a place that doesn't remind me of my mom.
This happiness was getting bigger and bigger, when someone unexpected came to see me "What?! Who's this?!"... It was my mother...Still with her one eye. It felt as if the whole sky was falling apart on me. My little girl ran away, scared of my mom's eye.
And I asked her, "Who are you? I don't know you!!!" as if I tried to make that real. I screamed at her "How dare you come to my house and scare my daughter! Get out here now!" And to this, my mother quietly answered, "oh, I'm so sorry. I may have gotten the wrong address," and she disappeared. Thank good ness... she doesn't recognize me. I was quite relieved. I told myself that I wasn't going to care, or think about this for the rest of my life.
Then a wave of relief came upon me... one day, a letter regarding a school reunion came to my house. I lied to my wife saying that I was going on a business trip. After the reunion, I went down to the old shack, that I used to call a house...just out of curiosity there, I found my mother fallen on the cold ground. But I did not shed a single tear. She had a piece of paper in her hand.... it was a letter to me.
My Son,
I think my life has been long enough now. And... I won't visit Seoul anymore... but would it be too much to ask if I wanted you to come visit me once in a while? I miss you so much. And I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I decided not to go to the school.... For you... I'm sorry that I only have one eye, and I was an embarrassment for you.
You see, when you were very little, you got into an accident, and lost your eye. As a mother, I couldn't stand watching you having to grow up with only one eye... so I gave you mine... I was so proud of my son that was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye. I was never upset at you for anything you did. The couple times that you were angry with me. I thought to myself, 'it's because he loves me.' I miss the times when you were still young around me.
I miss you so much. I love you. You mean the world to me. My world shattered! Then I cried for the person who lived for me. My Mother.

source : http://touching-inspiringstory.blogspot.com/2010/06/mother-and-son.html

Memakai Baju Zirah

Ayat bacaan: 1 Tesalonika 5:8
=========================
"Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan."

baju zirahJika anda penggemar film-film dari abad pertengahan anda tentu sering melihat para ksatria bertanding di arena. Mereka mengendarai kuda, memakai helm yang menutupi muka, perisai, pelindung tubuh dan memegang tombak yang panjang. Setelah berhadapan dari jauh mereka lalu memacu kudanya dan berusaha secepat mungkin untuk menghajar bagian tubuh lawannya untuk menang. Apa yang mereka pakai untuk melindungi tubuh disebut juga dengan baju zirah. Baju zirah ini terbuat dari besi dan tentu merupakan perlengkapan vital dalam berperang. Baju zirah akan berfungsi sebagai pelindung dari serangan dalam perang, apakah itu di arena terhadap tombak, dan bisa pula melindungi dari panah, pedang dan sebagainya. Orang yang menggunakan baju zirah biasanya bukan sembarangan orang, melainkan orang-orang tertentu saja seperti panglima perang, prajurit dan ksatria. Baju zirah bukan saja milik para ksatria di abad pertengahan, tapi sebelum masa Yesus pun sudah ada, terutama dipakai oleh para gladiator yang bertanding demi nyawa mereka sebagai sarana hiburan bagi rakyat bagi kerajaan Romawi.

Tentu tidaklah sembarangan apabila Paulus menggunakan kata baju zirah ini beberapa kali. Misalnya dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika, kita menemukan Paulus menggunakan baju zirah sebagai alat "peraga" dalam menyampaikan Firman Tuhan. "Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan." (1 Tesalonika 5:8). Dalam surat lainnya kita mendapatkan Paulus kembali mengutip baju zirah ketika ia menggambarkan perlengkapan senjata Allah. "Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan.." (Efesus 6:14). Kepada jemaat Tesalonika Paulus menggunakan baju zirah sebagai gambaran untuk menekankan sikap kewaspadaan dan berjaga-jaga. Apa yang berfungsi sebagai pelindung adalah iman dan kasih. Itulah yang bisa melindungi kita dari serangan dan berbagai jebakan yang dipasang iblis untuk menjatuhkan kita. Kepada jemaat Efesus Paulus mempergunakan baju zirah untuk menggambarkan keadilan, sebagai salah satu perlengkapan senjata Allah untuk melawan kuasa iblis. Jadi singkatnya, baju zirah merupakan senjata yang penting baik untuk bertahan, berjaga-jaga maupun berperang.

Di hari-hari yang semakin sulit dan jahat ini kita perlu lebih memperhatikan dan menjaga diri kita untuk tidak terjerumus ke dalam jebakan-jebakan yang dipasang iblis dimana-mana. Kewaspadaan perlu bagi kita agar tidak terjebak tipu muslihat iblis juga dalam menghadapi serangan iblis yang bisa datang setiap saat dari berbagai sisi. Kita diingatkan agar tidak terlena melainkan harus senantiasa tetap berjaga dalam keadaan dan sadar. "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam." (1 Tesalonika 5:6-7). Hiduplah seperti orang yang sadar selayaknya kita di siang hari, dan bukan seperti orang yang tertidur di malam hari. "Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati." (Roma 13:13). Kita tidak pernah tahu kapan hari Tuhan datang, dan alangkah ironis jika ketika saatnya tiba, kita ternyata sedang tidak berjaga-jaga. "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan..." (1 Tesalonika 5:2-3). Hal yang sama pula juga diingatkan langsung oleh Yesus sendiri. "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Matius 24:42-44). Kesadaran yang harus kita miliki bukanlah kesadaran ala kadarnya, tetapi sebuah kesadaran penuh, dengan sebaik-baiknya, seperti yang diingatkan dalam 1 Korintus 15:34 agar kita tidak gampang terjebak atau diserang.

Adalah penting bagi kita untuk terus berjaga-jaga dalam menjalani hidup di muka bumi yang penuh penyesatan ini. Tidak ada waktu lagi bagi kita untuk menunda-nunda. Mari kita mengenakan baju zirah, iman dan kasih, juga keadilan, terus membangun iman kita dalam Kristus, melakukan kesetiaan dalam situasi dan kondisi apapun. Keselamatan sudah dianugerahkan bagi kita semua, dan kita sudah menerimanya. Sekarang saatnya kita menjaga dan terus mengerjakan keselamatan itu sampai ke garis akhir.

Kenakan baju zirah agar kita tidak dikalahkan oleh si jahat

source :http://renungan-harian-online.blogspot.com/

A Story about "Hope"

Di sebuah desa yang sama, tinggal Abdul, Ali, dan Karim. Abdul adalah seorang tukang batu, dia juga punya kebiasaan buruk yaitu bermabuk-mabukan dan tidur dengan wanita-wanita tuna susila.

Ali adalah seorang petani. Dia adalah seorang pekerja keras dan cukup taat dengan agama. Dia bekerja mengelola sawah dan ladangnya dari pagi hingga sore. Pada saat panen, tak lupa ia menyisihkan sepersepuluh hasil ladangnya untuk orang-orang tidak mampu.

Karim adalah seorang Imam. Ia sangat dikenal di desa itu karena ceramah-ceramahnya yang motivatif. Banyak orang kembali bertobat pada Tuhan saat mendengar ceramahnya. Ia adalah seseorang yang total melayani Tuhan.

Pada suatu hari, nasib yang cukup aneh menimpa mereka. Mereka bertiga terjangkit penyakit lepra. Karena sudah peraturan adat, mereka bertiga harus segera diasingkan dari desa tersebut. Penduduk kawatir mereka akan menyebarkan penyakit mengerikan itu. Sebuah gubug kecil pun dibuatkan oleh warga di pinggiran desa, dan mereka bertiga tinggal disana.

Suatu malam, mereka bertiga mendapatkan mimpi sama. Di dalam mimpi itu mereka mendengar Tuhan berkata, �Berdoalah, maka kalian akan sembuh.� Mereka pun segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh mimpi tersebut. Setiap pagi dan malam mereka selalu berdoa meminta kesembuhan.

Setelah tiga hari, Abdul si pemabuk itu akhirnya sembuh. Dia segera pulang ke desa dan merasa sangat yakin bahwa Tuhan lebih menyayanginya dari pada dua orang yang lain itu.

Setelah tiga bulan, Ali si petani juga sembuh. Dia juga segera pulang ke desa dan terheran-heran mengapa Tuhan lebih sayang kepadanya dari pada si Karim yang notabene seorang Imam. �Reputasi suci imam itu pasti palsu !� gumamnya pada dirinya sendiri. Petani tersebut juga masih bertanya-tanya kenapa si pemabuk malah sembuh lebih dulu.

Tahun demi tahun pun berlalu. Karim si Imam tidak lelah berdoa kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan, namun kesembuhan itu tak kunjung tiba. Tak ada lagi orang-orang yang datang menjenguknya. Bahkan wajah dan tubuhnya sekarang sudah berubah menjadi mengerikan.

Pada suatu malam, si Imam tersebut akhirnya bermimpi lagi. Ia bermimpi mendengar suara Tuhan berkata,�Karim, aku tahu hatimu terusik dengan peristiwa ini, engkau tentu ingin tahu kenapa si pemabuk dan si petani itu kubiarkan sembuh terlebih dulu.�

Tuhan melanjutkan,

�Aku menjawab doa Abdul si pemabuk dengan cepat karena imannya. Percaya kepada-Ku selama tiga hari adalah seluruh Imannya. Jika Aku menundanya, mungkin dia akan putus asa lalu bunuh diri. Untuk si petani, aku menunda kesembuhannya selama tiga bulan, karena dia memiliki kepercayaan yang lebih besar kepada-Ku. Tetapi setelah tiga bulan, maka keyakinannya akan hilang dan dia bisa bertindak nekat juga.. Apakah engkau bisa mengerti ?�

Tuhan kembali melanjutkan,

�Karena engkau adalah imam-Ku yang setia, aku tidak bisa mengabaikan doamu. Engkau adalah teman-Ku dan engkau sangat memahami hati-Ku. Buktinya, semakin lama Aku menunda kesembuhanmu, keyakinanmu padaku malah semakin dalam. Bahkan sekarang engkau sudah tidak peduli lagi apakah engkau akan sembuh atau mati, engkau hanya ingin berdoa pada-Ku. Engkau tetap beriman pada-Ku tanpa peduli apapun yang terjadi padamu. Aku telah menjadi segala-galanya bagimu.�

Besok paginya, Imam itu terbangun dan ia telah sembuh dari penyakit lepranya. Dan untuk pertama kalinya dia menyesali kesembuhannya.


From : My Brother